1. Alasan Perlunya Konvergensi ke IFRS?
IFRS kepanjangan International
Financial Reporting Standards. IFRS mrupakan : Standar, Interpretasi &
Kerangka Kerja dlm rangka Penyusunan & Penyajian Laporan Keuangan yang
diadopsi oleh IASB International Accounting Standards Board. Sebelumnya IFRS
ini lebih dikenal dengan nama International Accounting Standards (IAS). Di
benua Amerika, hampir semua negara di Amerika Latin dan Kanada mengadopsi IFRS.
Di Eropa, negara-negara selain Uni Eropa seperti Turki dan Rusia juga telah
mengadopsi IFRS secara penuh. Negara2 Asia yang telah mengimplementasi IFRS :
India (2011-2014),Indonesia(2012), Malaysia(2012),Korea(2012), (45)Jepang
(2010-2015),Thailand (2011-2015). (46)Sedangkan negara-negara Australia,
Hongkong dan Singapore sudah menerapkannya lebih 90 persen.(47)Sebagian besar
negara anggota G20 juga merupakan pengadopsi IFRS.
Pentingnya Standar Akuntansi Internasional
Alasan perlunya Standar Akuntansi
International antara lain: Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan
informasi yang berkualitas di pasar modal internasional. Menghilangkan hambatan
arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan
keuangan. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan
biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
Manfaat & Penerapan IFRS :
1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK),
2. mengurangi biaya SAK,
3. meningkatkan kredibilitas & kegunaan lap. keuangan,
4. meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan,
5. meningkatkan transparansi keuangan,
6. menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal,
7. meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK),
2. mengurangi biaya SAK,
3. meningkatkan kredibilitas & kegunaan lap. keuangan,
4. meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan,
5. meningkatkan transparansi keuangan,
6. menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal,
7. meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Mengapa Perlunya Konvergensi ke IFRS ??
Indonesia memutuskan berkiblat ke
IFRS, Konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia
mendapatkan pengakuan maksimal. Pengakuan maksimal ini didapat dari komunitas
internasional yang sudah lama menganut standar ini. Jurang pemisah terdalam
PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu dengan diperbolehkannya penggunaan nilai
wajar (fair value) dalam PSAK.
Konvergensi IFRS ke dalam PSAK
akan berdampak besar bagi dunia usaha, terutama dari sisi pengambilan kebijakan
perusahaan yang didasarkan kepada data-data akuntansi. Suatu perusahaan akan
memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan
keuangannya. Selain itu, dengan mengimplementasikan IFRS, perusahaan akan
menikmati biaya modal yang lebih rendah. Juga konsolidasi yang lebih mudah
& sistem teknologi informasi yang terpadu.
IFRS menekankan
pada principle base dibandingkan rule base. Mengurangi peran dari badan
otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik.Pendekatan
terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan
realitas ekonomi yang ada. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan
memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional
Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi
perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
2.
Bandingkan
antara Cost Principle dengan Fair Value Accounting.
Pengertian Historical
Cost. Menurut Suwardjono (2008;475) biaya historis merupakan rupiah
kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan.
Prinsip historical cost menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat
aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah
harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam
tranksaksi. Harga perolehan ini harus terjadi pada seluruh traksaksi diantara
kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh
tranksaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal dan
transaksi lainnya.
Berdasarkan FASB Concept Statement No. 7 dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa fair value adalah
harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer
kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan tanggal
pengukuran (Perdana, 2011) FASB, dalam Statement yang terbaru 157, pengukuran
fair value mengesahkan fair value sebagai exit value, dengan tanda setuju dari
IASB kepada beberapa reservasi minor : “ fair value adalah harga yang akan
diterima dengan menjual satu aset atau yang dibayar untuk memindahkan suatu
kewajiban dalam transaksi antara peserta-peserta pasar di tanggal pengukuran.”
(Penman, 2007;33). Menurut Suwardjono (2008;475) fair value adalah jumlah
rupiah yang disepakati untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi antara
pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan. Dengan
demikian, fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas
dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau
penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang wajar mencerminkan
kualitas kredit suatu instrumen.
Sekarang bukan
waktu yang baik bagi akuntansi publik. Kegagalan Enron menyebabkan adanya
skeptivisme terhadap cara perusahaan menyiapkan laporan keuangan dan bagaimana
auditor menguji reliabilitas dari laporan keuangan tersebut. Anderson sebaga
kantor akuntan publik yang mengaudit Enron harus bertanggung jawab dan telah
terbukti bersalah menyebabkan bangkrutnya perusahaan tersebut. Faktanya,
manipulasi akuntansi sekarang terlihat biasa bahwa banyak orang setuju dengan
penelitian Stewart (pada artikel sebelumnya) yang menyatakan bahwa hampir
setiap perusahaan membelokkan peraturan akuntansi untuk meratakan laba dan
memenuhi ekspektasia nalis. Dalam usaha untuk mengatasi pelanggaran akuntansi
dan mengembalikan kredibilitas akuntan publik, Sarbanes-Oxley Act of 2002
membentuk Public Company Accounting Oversight Board yang berwenang menentukan
peraturan baru atas akuntan publik independen yang mengaudit perusahaan yang
telah mempublik. Stewart lebih menyalahkan sistem akuntansi daripada manajer
perusahaan atau auditor.
Sumber dari segala
malpraktek adalah akuntansi terlalu jauh dari nilai; tidak lagi menghitung yang
seharusnya dihitung. Publik membutuhkan laba yang memberikan arah yang handal
untuk nilai intrinsik. Stewart menawarkan perubahan mendasar pada misi akuntan
yaitu pengukuran dan pelaporan laba ekonomik (economic profit). Walaupun
demikian, “economic profit” yang dimaksud oleh Stewart bukanlah definisi
menurut ahli ekonomi. Sir John Hicks, mendefinisikan laba ekonomi adalah
perbedaan antara nilai sekarang aset dikurangi kewajiban pada awal dan akhir
perioda, disesuaikan dengan tambahan investasi oleh atau pengeluaran kepada
pemilik selama perioda tersebut. Sedangkan konsep economic profit menurt
Stewart adalah suatu aliran yang berkelanjutan (sustainable flow) atau yang biasa
disebut sebagai Economic Value Added (EVA). Stewart mengajukan beberapa
reformasi penting yang harus dimasukkan ke GAAP. Mungkin yang paling penting,
Stewart memisahkan untung dan rugi atas dana pensiun dari biaya pensiun
tahunan. Selain itu, menyajikan oportunity cost of employee stock option
sebagai biaya. Tapi penulis juga tidak setuju dengan reformasi secara
komprehensif atas GAAP Accounting.
Penulis setuju
bahwa angka-angka dalam GAAP accounting memiliki keterbatasan bagi investor
yang ingin mengetahui nilai ekonomik dari perusahaan atau untuk manajer yang
berusaha untuk berinvestasi akan meningkatkan nilai dan keputusan operasi.
Meskipun Penulis menolak sebagian besar usulan stewart, penulis menyarankan
bahwa banyak perusahaan akan lebih bernilai jika GAAP tradisional dilengkapi
informasi tambahan atas laba ekonomik (akan kelihatan lebih cantik) seperti
definisi stewart.
Dalam hal bahwa
sebuah perusahaan memiliki masalah kredit dalam ekonomi bermasalah, penggunaan
akuntansi nilai wajar bisa menguntungkan mereka.Pada saat yang sama jika
ekonomi stabil dan nilai dari segala sesuatu secara signifikan turun, ini akan
menjadi masalah lain. Penggunaan nilai wajar secara drastis dapat membantu
perusahaan mendapatkan disetujui untuk pinjaman, namun, jika perusahaan
melakukan mengerikan dan perlu pinjaman untuk bertahan hidup, menggembungkan
nilai asetnya dapat membantu mereka mendapatkan bantuan keuangan yang mereka
butuhkan tetapi tidak dapat membantu bisnis menghasilkan keuntungan.
Dalam hal ini,
perusahaan mungkin lebih baik tidak mengambil pinjaman, tetapi menyadari bahwa
mereka tidak dapat bertahan hidup. Dalam pasar volatile dengan fluktuasi harga
yang tidak stabil, nilai wajar mungkin tidak seperti ide yang baik.Misalkan
perusahaan ini adalah untuk menghargai aset mereka dengan nilai pasar saat ini
dan menerima pinjaman karena itu. Apa yang terjadi ketika perusahaan default
pada pinjaman mereka dan pada saat yang sama pasar crash menyebabkan semua aset
perusahaan untuk penurunan nilai. Apakah ini tidak menjadi masalah bagi bank. Ketika
nilai suatu perusahaan dalam terdiri dari aset yang dinilai berdasarkan nilai
pasar saat ini mereka bukan apa yang mereka bayar untuk mereka, jelas bahwa
perbedaan adalah materi. Nilai wajar dapat membantu hanya sebanyak itu bisa
terluka. Hal ini sangat tergantung pada jenis aset yang dinilai dan apakah
orang tahu bagaimana menggunakannya. FASB mungkin harus menunda membuat aturan
baru sampai mereka bisa datang dengan semacam pedoman sehingga orang mengerti
kapan dan di mana untuk menggunakannya. Ketika nilai aset sebesar biaya
perolehan, penyusutan tampaknya menjadi konsep sederhana.
Jika perusahaan
mulai menilai semua aset mereka pada nilai wajar, ini kemungkinan besar akan
membuat masalah dengan penyusutan serta apresiasi aset. Sama seperti perusahaan
ingin memanfaatkan hilangnya nilai aset, mereka ingin membayar pajak atas
keuntungan yang diperoleh dari beberapa aset menghargai bahwa mereka biasanya
tidak akan harus dilakukan jika pelaporan menurut nilai historis? Nilai historis
dan nilai wajar keduanya telah sekitar untuk waktu yang lama. Apakah atau tidak
untuk beralih permanen pada nilai wajar adalah sebuah keputusan penting untuk
FASB untuk membuat. Semua sudut perlu ditutupi ketika mempertimbangkan saklar
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar